Sejarah Sekolah
"SMANGI" - SMA NEGERI 1 MENGWI
Menyongsong Masa Depan yang Gemilang!
Lembaga Pendidikan sebagai salah satu pusat kebudayaan berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam arti yang seluas-luasnya. Pendidikan berlangsung dalam suatu iklim budaya, sedangkan kebudayaan memerlukan usaha pelestarian melalui pendidikan yang menyadarkan manusia.
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa , berbudi pekerti luhur, berkepribaian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan trampil serta sehat jasmani dan rohani.
Sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional, maka pemerintah memandang perlu membentuk lembaga pendidikan formal berupa sekolah, baik di perkotaan maupu di Desa – desa.
Pemerintah Bali melihat bahwa di desa Mengwi belum ada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri. Pada tanggal 14 Oktober 1978, Bupati Badung I Dewa Gede Oka, dan Kakanwil P dan K I Gusti Agung Oka, berkunjung ke Desa Mengwi, untuk meninjau daerah Mengwi . Beliau disambut oleh Camat Mengwi Ida Bagus Wija,BA, Kelian Desa Adat Mengwi I Made Ruda, Kepala Desa Mengwi I Made Tama, dan seluruh masyarakat Mengwi. Setelah kunjungan tersebut, maka di Desa Mengwi dianjurkan agar didirikan sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA ) Negeri. Masyarakat Mengwi ingin ikut berpartisifasi dalam menyukseskan Pendidikan Nasional. Selain itu Masyarakat Mengwi tidak mengadakan urbanisasi . Intinya Masyarakat Mengwi sangat menyetujui adanya sebuah SMA Negeri di kawasan Desa Mengwi.
Untuk Pembangunan Gedung Sekolah , Pemerintah Bali menganjurkan agar disediakan tanah seluas 1 hektar. Pemerintah memberikan biaya pemindahan hak ( bukan pembelian ) sebanyak Rp. 5.000.000 kepada Desa Mengwi. Masyarakat Mengwi menyediakan tanah desa seluas 50 are. Ditambah dengan tanah milik pribadi masyarakan seluas 59 are. Tanahnya divelakan untuk pembangunan Gedung Sekolah.
Bedirinya SMA Negeri 1 Mengwi pada tahun pelajaran 1979/1980, atas dasar dan dorongan dari masyarakat untuk memasukan putra – putrinya di sekolah negeri walaupun pada masa itu di kecamatan mengwi ada SMA swasta atau sedrajat